TUGAS MATA KULIAH
SISTEM ADMINISTRASI
NEGARA INDONESIA
ANALISIS PROGRAM
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
“Program Afirmasi
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi
(ADEM dan ADIK)
Provinsi Papua dan Papua Barat”
Oleh:
|
Intan Insani Haq
|
170110130005
|
|
Tomi Setianto
|
170110130021
|
|
Nina Marlina
|
170110130031
|
|
Fajar Nasruloh
|
170110130045
|
|
Framma Adennis Suherman
|
170110130051
|
|
M Fahry Rizqiantama
|
170110130103
|
PROGRAM STUDI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Analisis Program
Pemerintah
Bidang Pendidikan
Provinsi Papua dan
Papua Barat
A.
Latar Belakang
Papua
merupakan salah satu daerah
yang pembangunannya masih tertinggal oleh daerah-daerah
lain di Indonesia. Padahal, Papua memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat kaya. Hal ini bisa terjadi
disebabkan oleh kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang memadai.
Kekurangan ini pun disebabkan oleh masih sangat kurangnya perhatian dalam hal
pengembangan SDM khususnya kualitas pendidikan yang kurang memadai. Padahal
jika melihat daerah-daerah lain, disana SDM secara nasional kebanyakan sudah
menempuh pendidikan yang tinggi dan memiliki kompetensi yang unggul. Oleh
karena itu, apabila
hal ini merupakan suatu momok yang bisa mengancam keberlangsungan kemajuan pembangunan.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belum mencapai suatu
keseimbangan antar wilayah. Di satu
sisi terdapat wilayah yang pembangunannya berkembang dengan pesat, namun di sisi lain terdapat wilayah yang pembangunannya belum tersentuh
secara menyeluruh.
Untuk
dapat mengembangkan wilayah Papua,
maka diperlukan suatu pembangunan yang bersifat berkelanjutan. Maka, keputusan otonomi
daerah untuk Papua tertuang dalam bentuk perundang-undangan dalam Undang-Undang
(UU) Republik Indonesia
No.21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang kemudian
disempurnakan menjadi Undang-Undang No.35 tahun 2008. Dengan adanya UU tersebut, maka
Papua dapat mengatur dan mengurus masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua, Atas dasar itulah,
pemerintah berinisiatif untuk membuat suatu program yang merupakan langkah awal
dari pembangunan manusia agar kelak dapat mengembangkan wilayah asal mereka.
Pembangunan infrastruktur
pendidikan di Papua tidak bisa disamakan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Ada 3 skema pembangunan pendidikan di
Papua. Pertama,
pembangunan insfrastruktur dalam satu paket seperti boarding school dimana terdapat fasilitas gedung pendidikan dan
asrama untuk peserta didik dan tenaga pendidiknya. Kedua, adanya Program Afirmasi
Pendidikan Menengah (ADEM). Dalam program ini, putra-putri terbaik dari Papua dipilih untuk disekolahkan di
luar Papua. Pemilihan ini didasarkan
pada prestasi akademik, serta diutamakan dari keluarga tidak mampu.
Ketiga, adanya SMA Terbuka, yaitu
subsistem pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan prinsip belajar
mandiri dengan bimbingan tatap muka dan online
secara terbatas. Sebagai
bagian dari perlakuan khusus
pengembangan pendidikan di Papua,
maka tiga skema ini perlu mendapatkan perhatian yang
serius.
Afirmasi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam program pemberian kuota dan
bantuan pendidikan bagi siswa/i lulusan SMP/MTs masuk SMA/SMK dan yang
selanjutnya disebut program ADEM dan ADIK bagi
siswa/i lulusan SMA untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia. Program ADEM dan ADIK diharapkan dapat mencetak SDM yang berkualitas sehingga orang asli Papua dapat berperan aktif mengelola potensi SDA Papua yang besar dan menjadi pelaku pembangunan, bukan hanya sebagai penonton pembangunan
di tanah kelahirannya sendiri.
Melalui program ini pula diharapkan dapat tercipta akulturasi budaya bangsa, pembentukan karakter dan kedisiplinan serta kemandirian yang perlu ditanamkan sejak usia dini dan upaya yang kita rintis saat ini kelak akan menghasilkan atau mencetak orang-orang besar yang berasal dari Tanah Papua yang mampu bersaing baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.
B.
Program
ADEM & ADIK
Program
Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) adalah suatu program beasisiwa yang
diperuntukan bagi siswa-siswi lulusan SMP dari propinsi Papua dan Papua Barat
untuk melanjutkan ke jenjang SLTA di pulau Jawa dan Bali. Program ADEM ini direalisasikan berdasarkan beberapa dasar hukum, dan amanat Perpres
nomor 65 tahun 2011 yang isinya menjelaskan pemihakan
(affirmasi) kepada putra-putri asli Papua untuk memperoleh kesempatan menempuh pendidikan yang berkualitas di luar Tanah Papua.
Program ini merupakan program yang memberikan kesempatan kepada siswa-siswi
lulusan SMP asal Papua untuk melanjutkan pendidikan di Jawa dan Bali yang
secara Nasional peringkat pendidikannya lebih baik. Program ini memiliki keunggulan yang diantaranya:
1.
Kemampuan yang dimiliki setelah
lulus SLTA relatif sama dengan
dengan lulusan siswa di Pulau Jawa dan Bali.
2.
Setelah lulus Sarjana, mereka akan kembali
bekerja di daerah masing-masing dengan sungguh-sungguh untuk membangun daerahnya
(bangga membangun desa).
3.
Tidak akan lagi meninggalkan daerah
dimana mereka bekerja. Ini berbeda jika yang bekerja bukan orang-orang yang
asli Papua yang kemungkinan akan pindah ke daerah asal.
Tetapi karena adanya perbedaan kemampuan awal ketika
melanjutkan pendidikan di pulau jawa, sebaiknya mereka diberikan materi
matrikulasi sehingga akan mudah mengikuti pembelajarannya.
Program ini memberikan kesempatan kepada putra-putri
lulusan SMP/MTs untuk menempuh pendidikan SMA/SMK sederajat di lebih dari 100
sekolah di 6 Provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur dan Bali. Serangkaian
rapat persiapan yang dilakukan oleh Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua
Barat (UP4B) bersama-sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjadi
bahan untuk disosialisasikan.
Sedangkan program ADIK adalah program beasiswa yang diperuntukkan untuk siswa lulusan SMA sederajat yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang diperuntukkan bagi putra-putri asal Papua. Program ADIK di tahun 2014 memasuki tahun ketiga yang memberikan kuota dan bantuan pendidikan kepada 500 orang mahasiswa/i yang akan disebar pada 39 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Tanah Air.
Langkah bijak berupa pemberian kuota dan bantuan pendidikan bagi putra-putri papua merupakan upaya bersama dalam menjalankan amanat Perpres 65/2011 bagi peningkatan kualitas SDM Papua. Program afirmasi pendidikan tinggi ini memiliki tujuan utama untuk :
Sedangkan program ADIK adalah program beasiswa yang diperuntukkan untuk siswa lulusan SMA sederajat yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang diperuntukkan bagi putra-putri asal Papua. Program ADIK di tahun 2014 memasuki tahun ketiga yang memberikan kuota dan bantuan pendidikan kepada 500 orang mahasiswa/i yang akan disebar pada 39 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Tanah Air.
Langkah bijak berupa pemberian kuota dan bantuan pendidikan bagi putra-putri papua merupakan upaya bersama dalam menjalankan amanat Perpres 65/2011 bagi peningkatan kualitas SDM Papua. Program afirmasi pendidikan tinggi ini memiliki tujuan utama untuk :
1.
Memberikan kesempatan
untuk membuat anak-anak Papua menjadi pintar dan lebih berdaya saing.
2.
Meningkatkan kualitas
lulusan sarjana asal Papua karena pada 20 tahun ke depan, generasi penerus pemimpin
masa depan Indonesia diantaranya berasal dari Tanah Papua.
3.
Memberikan kesempatan
berbaur dan memperkaya wawasan kebangsaan dalam bingkai NKRI.
4.
Memberikan warna
pada pendidikan tinggi di Indonesia.
C. Analisis
Program ADEM dan ADIK ini telah sukses diselenggarakan oleh
pihak penyelenggara dalam memberikan program beasiswa untuk putra-putri asal
Papua. Program ini pun tentunya mempunyai dampak yang positif, terutama dari segi
pendidikan di Papua. Pertama, putra-putri asal Papua dapat mengikuti pendidikan
tanpa biaya. Papua yang notabene belum
begitu tersentuh dalam hal pembangunan akan tertinggal dalam segi infrastruktur,
ekonomi, dan pendidikan. Banyak putra-putri Papua yang memiliki potensi, namun
ketidakmerataan dari segi pendidikan menghambat sumber daya yang potensial itu untuk
dapat berkembang dan mengembangkan wilayahnya.
Adanya program ADEM dan ADIK ini diharapakan akan menghasilkan
dampak yang positif, diantaranya dengan pendidikan yang telah mereka tempuh,
mereka dapat menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki wawasan
yang luas, metode pembelajaran relatif memiliki standar baik dan juga akan mencetak
lulusan yang kompeten dikarenakan kualitas pendidikan di Jawa lebih baik,
dilihat dari segi tenaga pengajar banyak tenaga pengajar di Jawa yang sudah memiliki
kualifikasi sebagai guru, sedangkan di Papua dari total 20.624 guru sebanyak
18.584 belum berkualifikasi sebagai guru. Sementara, baru 2.040 guru
berkualifikasi S1. Dari jumlah itu, 1.176 telah besertifikasi profesi guru dan sisanya,
864 guru masih dalam proses sertifikasi (Disdikprov Papua). Dari tingginya jumlah
tenaga pengajar yang belum berkualifikasi sebagai guru tidak menjamin kualitas pendidikan
yang baik, lalu keterbatasan akses informasi pun menjadi kendala yang terhambat,
sehingga kurang mendukung proses pembelajaran, adapun dikarenakan akses menuju
Papua itu relatif sulit sehingga menyulitkan pendistribusian sarana dan prasarana
pendidikan. Dengan partisipasi mereka mengikuti
pendidikan di luar Papua yang relative lebih baik kualitas pendidikannya maka
SDM di Papua akan menjadi lebih kompeten.
Dari segi ekonomi, melalui program beasiswa ADEM dan ADIK
ini, putra-putri asal Papua dapat menempuh pendidikan dengan biaya gratis.
Dengan kata lain, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk dapat merasakan pendidikan
yang memiliki standar yang baik di luar Papua. Hal ini memberikan keleluasaan bagi
siapa saja warga Papua yang ingin menempuh pendidikan SMA atau Perguruan Tinggi
namun tidak memiliki cukup biaya. Selain itu, hasil dari program beasiswa ini berdampak
pada kualitas SDM yang baik. Dengan kualitas SDM yang baik dari hasil lulusan
program ini, maka akan membantu dalam membangun suatu pembangunan terutama dalam
bidang ekonomi. Karena dilihat dari ketidakmerataan pembangunan dari pemerintah
pusat, menjadikan wilayah Papua menjadi wilayah yang tertinggal dan seolah-olah
tidak memiliki potensi untuk dijadikan suatu wilayah yang maju. Padahal bila kita
melihat realitanya, wilayah Papua sangatlah potensial. Terbukti dari korporasi-korporasi
asing secara besar-besaran mengeksploitasi wilayah Papua. Maka dari itu, dengan
SDM yang baik maka mereka dapat mengolah, memanfaatkan sumber daya yang ada dan
memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri untuk menciptakan dan memicu pertumbuhan
ekonomi, yang bisa menjadi sumber penghidupan yang lebih layak bagi mereka,
sehingga mereka bisa berada dalam standar hidup di atas garis kemiskinan.
Dengan begitu, maka diharapkan Papua bisa menjadi wilayah yang mandiri.
Kesimpulan:
Dari awal peluncuran sampai
sekarang, program ini telah memberikan kontribusi yang besar dan kesempatan bagi
putra-putri Papua untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dan meningkatkan
partisipasi putra-putri Papua untuk belajar. Meningkatkan kualitas SDM agar
mereka dapat membangun Papua menjadi wilayah yang turut serta menjadi bagian dari
pelaksana pembangunan nasional.
berarti siswa/i Adem otomatis masuk perguruan tinggi(ptn)di seluruh indonesia..
BalasHapuskasih literatur, daftar pustaka dong kak....
BalasHapus