Minggu, 28 September 2014

Program Afirmasi Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi (ADEM dan ADIK) Provinsi Papua dan Papua Barat



TUGAS MATA KULIAH
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA
ANALISIS PROGRAM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
“Program Afirmasi Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi
(ADEM dan ADIK) Provinsi Papua dan Papua Barat”



Oleh:
Intan Insani Haq
170110130005
Tomi Setianto
170110130021
Nina Marlina
170110130031
Fajar Nasruloh
170110130045
Framma Adennis Suherman
170110130051
M Fahry Rizqiantama
170110130103






PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Analisis Program Pemerintah
Bidang Pendidikan
Provinsi Papua dan Papua Barat

A.    Latar Belakang
Papua merupakan salah satu daerah yang pembangunannya masih tertinggal oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Padahal, Papua memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat kaya. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang memadai. Kekurangan ini pun disebabkan oleh masih sangat kurangnya perhatian dalam hal pengembangan SDM khususnya kualitas pendidikan yang kurang memadai. Padahal jika melihat daerah-daerah lain, disana SDM secara nasional kebanyakan sudah menempuh pendidikan yang tinggi dan memiliki kompetensi yang unggul. Oleh karena itu, apabila hal ini merupakan suatu momok yang bisa mengancam keberlangsungan kemajuan pembangunan.
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belum mencapai suatu keseimbangan antar wilayah. Di satu sisi terdapat wilayah yang pembangunannya berkembang dengan pesat, namun di sisi lain terdapat wilayah yang pembangunannya belum tersentuh secara menyeluruh.
Untuk dapat mengembangkan wilayah Papua, maka diperlukan suatu pembangunan yang bersifat berkelanjutan. Maka, keputusan otonomi daerah untuk Papua tertuang dalam bentuk perundang-undangan dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia No.21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang kemudian disempurnakan menjadi Undang-Undang No.35 tahun 2008. Dengan adanya UU tersebut, maka Papua dapat mengatur dan mengurus masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua, Atas dasar itulah, pemerintah berinisiatif untuk membuat suatu program yang merupakan langkah awal dari pembangunan manusia agar kelak dapat mengembangkan wilayah asal mereka.

Pembangunan infrastruktur pendidikan di Papua tidak bisa disamakan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Ada 3 skema pembangunan pendidikan di Papua. Pertama, pembangunan insfrastruktur dalam satu paket seperti boarding school dimana terdapat fasilitas gedung pendidikan dan asrama untuk peserta didik dan tenaga pendidiknya. Kedua, adanya Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Dalam program ini, putra-putri terbaik dari Papua dipilih untuk disekolahkan di luar Papua. Pemilihan ini didasarkan pada prestasi akademik, serta diutamakan dari keluarga tidak mampu. Ketiga, adanya SMA Terbuka, yaitu subsistem pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan prinsip belajar mandiri dengan bimbingan tatap muka dan online secara terbatas. Sebagai bagian dari perlakuan khusus pengembangan pendidikan di Papua, maka tiga skema ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
            Afirmasi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam program pemberian kuota dan bantuan pendidikan bagi siswa/i lulusan SMP/MTs masuk SMA/SMK dan yang selanjutnya disebut program ADEM dan ADIK bagi siswa/i lulusan SMA untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia. Program ADEM dan ADIK diharapkan dapat mencetak SDM yang berkualitas sehingga orang asli Papua dapat berperan aktif mengelola potensi SDA Papua yang besar dan menjadi pelaku pembangunan, bukan hanya sebagai penonton pembangunan di tanah kelahirannya sendiri.  

            Melalui program ini pula diharapkan dapat tercipta akulturasi budaya bangsa, pembentukan karakter dan kedisiplinan serta kemandirian yang perlu ditanamkan sejak usia dini dan upaya yang kita rintis saat ini kelak akan menghasilkan atau mencetak orang-orang besar yang berasal dari Tanah Papua yang mampu bersaing baik tingkat lokal, nasional maupun internasional.

B.     Program ADEM & ADIK
Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) adalah suatu program beasisiwa yang diperuntukan bagi siswa-siswi lulusan SMP dari propinsi Papua dan Papua Barat untuk melanjutkan ke jenjang SLTA di pulau Jawa dan Bali. Program ADEM ini direalisasikan berdasarkan beberapa dasar hukum, dan amanat Perpres nomor 65 tahun 2011 yang isinya menjelaskan pemihakan (affirmasi) kepada putra-putri asli Papua untuk memperoleh kesempatan menempuh pendidikan yang berkualitas di luar Tanah Papua. Program ini merupakan program yang memberikan kesempatan kepada siswa-siswi lulusan SMP asal Papua untuk melanjutkan pendidikan di Jawa dan Bali yang secara Nasional peringkat pendidikannya lebih baik. Program ini memiliki keunggulan yang diantaranya:
1.      Kemampuan yang dimiliki setelah lulus SLTA relatif sama dengan dengan lulusan siswa di Pulau Jawa dan Bali.
2.      Setelah lulus Sarjana, mereka akan kembali bekerja di daerah masing-masing dengan sungguh-sungguh untuk membangun daerahnya (bangga membangun desa).
3.      Tidak akan lagi meninggalkan daerah dimana mereka bekerja. Ini berbeda jika yang bekerja bukan orang-orang yang asli Papua yang kemungkinan akan pindah ke daerah asal.
            Tetapi karena adanya perbedaan kemampuan awal ketika melanjutkan pendidikan di pulau jawa, sebaiknya mereka diberikan materi matrikulasi sehingga akan mudah mengikuti pembelajarannya.
            Program ini memberikan kesempatan kepada putra-putri lulusan SMP/MTs untuk menempuh pendidikan SMA/SMK sederajat di lebih dari 100 sekolah di 6 Provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Serangkaian rapat persiapan yang dilakukan oleh Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) bersama-sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menjadi bahan untuk disosialisasikan.
            Sedangkan program ADIK adalah program beasiswa yang diperuntukkan untuk siswa lulusan SMA sederajat yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang diperuntukkan bagi putra-putri asal Papua. Program ADIK di tahun 2014 memasuki tahun ketiga yang memberikan kuota dan bantuan pendidikan kepada 500 orang mahasiswa/i yang akan disebar pada 39 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Tanah Air.       
            Langkah bijak berupa pemberian kuota dan bantuan pendidikan bagi putra-putri papua merupakan upaya bersama dalam menjalankan amanat Perpres 65/2011 bagi peningkatan kualitas SDM Papua. Program afirmasi pendidikan tinggi ini memiliki tujuan utama untuk :
1.      Memberikan kesempatan untuk membuat anak-anak Papua menjadi pintar dan lebih berdaya saing.
2.      Meningkatkan kualitas lulusan sarjana asal Papua karena pada 20 tahun ke depan, generasi penerus pemimpin masa depan Indonesia diantaranya berasal dari Tanah Papua.
3.      Memberikan kesempatan berbaur dan memperkaya wawasan kebangsaan dalam bingkai NKRI.
4.      Memberikan warna pada pendidikan tinggi di Indonesia.

C.    Analisis
            Program ADEM dan ADIK ini telah sukses diselenggarakan oleh pihak penyelenggara dalam memberikan program beasiswa untuk putra-putri asal Papua. Program ini pun tentunya mempunyai dampak yang positif, terutama dari segi pendidikan di Papua. Pertama, putra-putri asal Papua dapat mengikuti pendidikan tanpa biaya. Papua yang notabene belum begitu tersentuh dalam hal pembangunan akan tertinggal dalam segi infrastruktur, ekonomi, dan pendidikan. Banyak putra-putri Papua yang memiliki potensi, namun ketidakmerataan dari segi pendidikan menghambat sumber daya yang potensial itu untuk dapat berkembang dan mengembangkan wilayahnya.
            Adanya program ADEM dan ADIK ini diharapakan akan menghasilkan dampak yang positif, diantaranya dengan pendidikan yang telah mereka tempuh, mereka dapat menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki wawasan yang luas, metode pembelajaran relatif memiliki standar baik dan juga akan mencetak lulusan yang kompeten dikarenakan kualitas pendidikan di Jawa lebih baik, dilihat dari segi tenaga pengajar banyak tenaga pengajar di Jawa yang sudah memiliki kualifikasi sebagai guru, sedangkan di Papua dari total 20.624 guru sebanyak 18.584 belum berkualifikasi sebagai guru. Sementara, baru 2.040 guru berkualifikasi S1. Dari jumlah itu, 1.176 telah besertifikasi profesi guru dan sisanya, 864 guru masih dalam proses sertifikasi (Disdikprov Papua). Dari tingginya jumlah tenaga pengajar yang belum berkualifikasi sebagai guru tidak menjamin kualitas pendidikan yang baik, lalu keterbatasan akses informasi pun menjadi kendala yang terhambat, sehingga kurang mendukung proses pembelajaran, adapun dikarenakan akses menuju Papua itu relatif sulit sehingga menyulitkan pendistribusian sarana dan prasarana pendidikan.  Dengan partisipasi mereka mengikuti pendidikan di luar Papua yang relative lebih baik kualitas pendidikannya maka SDM di Papua akan menjadi lebih kompeten.
            Dari segi ekonomi, melalui program beasiswa ADEM dan ADIK ini, putra-putri asal Papua dapat menempuh pendidikan dengan biaya gratis. Dengan kata lain, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk dapat merasakan pendidikan yang memiliki standar yang baik di luar Papua. Hal ini memberikan keleluasaan bagi siapa saja warga Papua yang ingin menempuh pendidikan SMA atau Perguruan Tinggi namun tidak memiliki cukup biaya. Selain itu, hasil dari program beasiswa ini berdampak pada kualitas SDM yang baik. Dengan kualitas SDM yang baik dari hasil lulusan program ini, maka akan membantu dalam membangun suatu pembangunan terutama dalam bidang ekonomi. Karena dilihat dari ketidakmerataan pembangunan dari pemerintah pusat, menjadikan wilayah Papua menjadi wilayah yang tertinggal dan seolah-olah tidak memiliki potensi untuk dijadikan suatu wilayah yang maju. Padahal bila kita melihat realitanya, wilayah Papua sangatlah potensial. Terbukti dari korporasi-korporasi asing secara besar-besaran mengeksploitasi wilayah Papua. Maka dari itu, dengan SDM yang baik maka mereka dapat mengolah, memanfaatkan sumber daya yang ada dan memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri untuk menciptakan dan memicu pertumbuhan ekonomi, yang bisa menjadi sumber penghidupan yang lebih layak bagi mereka, sehingga mereka bisa berada dalam standar hidup di atas garis kemiskinan. Dengan begitu, maka diharapkan Papua bisa menjadi wilayah yang mandiri.
Kesimpulan:
Dari awal peluncuran sampai sekarang, program ini telah memberikan kontribusi yang besar dan kesempatan bagi putra-putri Papua untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dan meningkatkan partisipasi putra-putri Papua untuk belajar. Meningkatkan kualitas SDM agar mereka dapat membangun Papua menjadi wilayah yang turut serta menjadi bagian dari pelaksana pembangunan nasional.





2 komentar:

  1. berarti siswa/i Adem otomatis masuk perguruan tinggi(ptn)di seluruh indonesia..

    BalasHapus
  2. kasih literatur, daftar pustaka dong kak....

    BalasHapus