Nama : Amalia Fitriani
NPM : 170110130083
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara- A
Tugas Mata Kuliah : Sistem Administrasi Negara
Indonesia
Demokrasi
Saat ini yang Membuang Kedaulatan Rakyat
Demokrasi pancasila dalam
memainkan perannya tidak jarang menelantarkan rakyat. Karena ada banyaknya
persoalan yang sulit dipecahkan. Masalah-masalah yang terjadi adalah:
• Peran rakyat miskin
semakin tertinggal. Terjadi banyak penggusuran, dan layanan publik yang sulit
dijangkau karena biaya yang mahal.
• Penyingkiran rakyat
miskin karena demokrasi di kuasai oleh kaum kaya raya
Peran rakyat miskin semakin
tertinggal. Terjadi banyak penggusuran, dan layanan publik yang sulit dijangkau
karena biaya yang mahal.
Yang pertama dimana peran rakyat
miskin makin tertinggal. Dimana sering terjadi penggusuran di negeri ini. Pada
saat sekarang sering kita saksikan penguasa yang senang melakukan penggusuran
terhadap rakyat kecil. Awal-awalnya mereka melakukan penggusuran itu untuk
ketertiban dan keamanan. Namun lama-kelamaan penggusuran yang dilakukan mulai
tampak motif ekonominya. Pemerintah lebih memilih memberikan lahan kepada
penguasa untuk membangun Mall dari pada memberikan tempat bagi berdagang untuk
pedagang kaki lima yang mereka itu adalah rakyat kecil, yang pereknomiannya
bergantung hanya dari situ. Pemerintah lebih memilih membangun stadion olah
raga yang megah dan luas daripada memperbaiki jalan kampung yang menjadi akses
pereknomian bagi rakyat. Pemerintah juga saat ini memberikan izin untuk
pembuatan gedung DPR dengan dana triliunan sementara masih banyak rakyat miskin
dinegeri ini. Meskipun banyak rakyat yang menolak, namun pemerintah tetap
menjalankan aksinya. Mereka tidak menghiraukan peran rakyat.
Penggusuran yang terjadi hanya
beberapa contoh dari kebijakan yang belum terhitung kebijakan-kebijakan lain
yang menguras potensi ekonomi rakyat. Jika dulu penggusuran sering terjadi di
kampung-kampung atau di daerah pinggiran, kini penggusuran mulai memusat ke
tengah kota. Pemerintah lebih memudahkan izin untuk pembuatan gedung-gedung
mewah daripada memberikan lahan untuk perumahan rakyat. Banyak rakyat miskin
yang kehilangan tempat tinggalnya akibat dari penggusuran yang dilakukan
pemerintah dan penguasa. Selain itu, layanan publik yang memang semakin banyak
didirikan. Seperti sekolah maupun rumah sakit. Akan tetapi layanan ini makin
sulit untuk dijangkau karena harganya jauh dari jangkaauan rakyat. Sekolah yang
bermutu pastilah mahal. Sama saja dengan rumah sakit yang peralatannya modern
juga mengutip biaya yang sangat mahal. Kutipan biaya yang sangat memberatkan
ini membuat layanan publik tidak memenuhi kepentingan rakyat luas melainkan
hanya lapisan kelas menengah ke atas saja. Masalah-masalah mengenai rakyat kian
menjauh dari penyelesaian dan hanya dibahas saja, tetapi tidak ada penyelesain
yang lebih lanjut. Begitulah keadaan dari layanan publik yang tidak mendapatkan
perhatian dari pemerintah, yang asyik dengan permainan demokrasi. Demokrasi di
sini lebih sering mentelanyarkan rakyat. Saat ini orang-orang yang kaya ini
menjadi penguasa baru dalam demokrasi. Sementara rakyat miskin menjadi
tertindas.
Banyaknya masalah-masalah yang
timbul akan makin membenarkan dugaan kita semua, kalu disini demokrasi memang
bukan untuk rakyat. Sebab rakyat yang harusnya mendapatkan perhatian khusus,
nyatanya malah ditelantarkan. Agak ironis, lagi-lagi, jika demokrasi kemudian
mempunyai harapan akan memakmurkan rakyat. Karena memang belum ada bukti yang
memberikan jaminan apalagi kepastian, kalau kita menganut demokrasi, maka
rakyat akan lebih jauh makmur dan merasakan keadilan disemua bidang.
Kemanakah demokrasi berpihak? Itulah
pertanyaan yang patut diajukan saat sekarang ini. Janji demokrasi yang selama
ini untuk memakmurkan rakyat itu bukanlah hanya sekedar janji, tetapi janji itu
haruslah ditepati. Memakmurkan melalu dunia pekerjaan, layanan publik seperti
pendidikan gratis bagi rakyat kurang mampu, dan biaya rumah sakit yang murah.
Demokrasi bukanlah semata-mata untuk dijanjikan saja. melainkan juga untuk
membuat rakyat keluar dari masalah utama yaitu keluar dari kerterpurukan
ekonomi.
Penyingkiran rakyat
miskin karena demokrasi di kuasai oleh kaum kaya raya
Prinsip demokrasi kemudian membuat
jauhnya tumbuhnya keadilan bagi mereka yang kurang mampu. Kenapa rakyat miskin
menjadi tersingkir? Bukankah rakyat berhak ikut serta dalam demokrasi?
Penyingkiran ini karena demokrasi dikemudikan oleh kaum kaya yang hanya
memberikan uang dan modal pada upaya untuk memperoleh kekuasaan. Kelompok
miskin menjadi tertindas karena demokrasi tidak begitu mementingkan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Saat ini demokrasi tidak menunjukan keberpihakannya
pada rakyat. Demokrasi pancasila disini tidak dijalankan sesuai dengan
pancasila karena dijalankan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan sendiri
didalamnya. Saat ini lebih benar jika kita mulai bertanya, sebenarnya dimana
demokrasi itu meletakkan keberpihakannya, pada rakyat kecil, atau pada
orang-orang kaya raya.
Disamping itu, ada banyak kasus
pelaku korupsi yang bisa keluar dari penjara dengan seenaknya karena
perlindungan aparat setempat. Mereka itulah orang-orang kaya raya yang bisa
membeli apa saja untuk kepentingan mereka dan untuk memperoleh kekuasaan
termasuk membeli hukum. Kekuasaan itu terbentuk bukan semata-mata karena
memiliki kecakapan dalam memimpin. Melainkan karena kuatnya modal dan uang yang
mereka miliki untuk memguasai demokrasi. Itulah sebabnya kepemimpinan politik
dinegeri ini tidak pernah berada ditangan mereka yang tidak memiliki apa-apa.
Keadaan ini yang membuat kita cemas karena demokrasi dijadikan alat untuk
memenuhi kepentingan kelompok kaya raya.
Semua kasus diatas menunjukkan
kepada kita, kalau demokrasi memang bisa menjadikan rakyat sebagai korban.
Padahal rakyat yang sesungguhnya memegang kedaulatan. Banyak masalah yang
menjadi rintangan bagi terpenuhnya tujuan demokrasi. Rintangan itulah yang
membuat demokrasi kian menjauh dari tangan-tangan rakyat yang selalu
menginginkan perubahan di negeri ini. kini mimpi itu terbukti tidak berhasil
diwujudkan. Saat ini demokrasi dikuasai oleh orang-orang yang memiliki
kepentingan terselubung dibelakang kepentingan rakyat. Disini sekali lagi,
demokrasi nyatanya membuang kedaulatan rakyat. Solusi untuk kedua masalah ini
adalah dengan membentuk suatu barisan rakyat yang bersatu untuk mengembalikan
demokrasi kepada rakyat yang selama ini menjadi korban demokrasi. Seluruh
rakyat diharapkan partisipasinya untuk ikut serta dalam hal ini dan beberapa wakil
dari mereka berunding dengan pemerintah menyelesaikan masalah-masalah demokrasi
yang telah mengorbankan rakyat. Diharapkan dengan adanya hal semacam ini dapat
mengetuk hati pemerintah untuk segera melaksanakan demokrasi dengan
sebaik-baiknya. Agar demokrasi benar-benar menjadi milik rakyat, dan rakyat
dapat hidup dengan makmur.
Sumber :
http://yuriyelinpayora.blogspot.com/2011/06/permasalahan-demokrasi-pancasila.html?m=1
( diakses pada tanggal 28 September 2014 Pukul 20.00)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus